Bekerja Dengan Fashion Pribadi masing-masing lebih menyenangkan

Monday, July 30, 2018

Tempat Wisata di Bandung


Lembang merupakan sebuah Daerah di Bandung, Jawa Barat, Daerah ini memiliki sejuta pesona dan panaroma alam yang menakjubkan dan masih banyak yang tersembunyi, sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui akan keindahan dan tempat keren yang ada di Lembang. Lembang punya banyak Spot objek wisata keren, mulai dari Situs budaya, situs bersejarah, spot foto foto kekinian , sampai air terjun yang sangat memanjakan mata dan harus segera kalian explore.
Jika Anda punya rencana untuk berlibur ke Lembang, Jangan khawatir akan keindahannya, Daerah ini menawarkan cukup banyak wisata pilihan untuk Anda dikunjungi. Selama ini jika Lembang jarang terdengar tempat yang keren untuk berlibur, namun ternyata Lembang ini juga memiliki banyak tempat-tempat wisata alam yang keren yang tak kalah dengan wisata di Semarang, Jogja ataupun kota besar lainnya.

Baiklah agar tidak panjang lebar, langsung saja ke titik tujuan artikel ini kami buat, Artikel ini bertujuan Untuk memudahkan Anda menemukan tempat wisata di Lembang yang paling indah, Terbaru dan di rekomendasikan untuk Anda Jelajahi. Berikut kami ulas secara singkat  Tempat Wisata di Lembang Terbaru yang harus segera Anda explore

1. Tangkuban Perahu



Gunung Tangkuban Perahu atau Parahu memiliki ketinggian 2.084 di atas permukaan laut atau sekitar 6.873 kaki. Suhu di gunung ini mencapai 17 derajat Celcius pada siang hari, dan bisa mencapai 2 derajat saat malam hari. Kali terakhir Gunung Tangkuban Perahu ini meletus pada tahun 2013 lalu. Meski demikian, gunung ini masih relatif aman Guys untuk kalian kunjungi.
Tak seperti kebanyakan gunung berapi di Indonesia lainnya, puncak dari Gunung Tangkuban Perahu ini bentuknya cukup unik Guys. Di mana berbentuk memanjang dan mirip sebuah perahu yang terbalik. Gunung terlihat seperti perahu terbalik, karena ada dua kawah yang berdampingan antara arah barat dan timur. Jadi gunung ini hanya akan terlihat seperti perahu terbalik dari arah selatan saja, yaitu daerah Lembang. Sementara apabila dilihat dari arah timur, barat dan utara, Gunung Tangkuban Perahu sama sekali tidak terlihat seperti perahu terbalik, melainkan gunung biasa saja.
Gunung Tangkuban Perahu ini memiliki 3 kawah yang cukup terkenal Guys, yakni kawah ratu, kawah domas dan kawah upas. Berdasar penelitian para ahli, ketiga kawah tersebut ternyata sudah berumur puluhan ribu tahun Guys. Kawah yang pertama kali muncul setelah letusan adalah kawah domas yang berumur kurang lebih 40 – 90 ribu tahun. Kemudian dalam fase pergerakan tanah atau geologis, memunculkan kawah baru secara berurutan yakni kawah upas, dan yang terakhir adalah kawah ratu yang berumur 10 ribu tahun sampai sekarang.
Tiga kawah Gunung Tangkuban Perahu ini sama-sama menghasilkan bau gas belerang atau sulfur yang begitu menyengat. Jadi kalau kalian berada di sini, wajib menggunakan masker Guys. Nah, sementara pada bagian lereng gunung, terdapat hamparan perkebunan teh dan hutan pinus yang pastinya membuat kalian betah dan ingin berlama-lama menikmati keindahannya. Saking kerennya, tempat wisata ini seringkali digunakan sebagai lokasi pemotretan, prewedding, iklan komersil, dan juga lokasi syuting sebuah film atau ftv .

2. Wisata Observatorium Bosscha




Ada beberapa alternatif transportasi untuk datang ke Observatorium Bosscha.

Kendaraan Pribadi

Dari Jl. Setiabudi Bandung, silahkan ambil jalan ke arah lembang. Dalam perjalanan akan melewati Universitas Pendidikan Indonesia (UPI Bandung) dan terminal Ledeng. Setelah sampai terminal Ledeng, teruskan perjalanan ke arah Lembang. Ikuti jalan sampai Pusdik Korps Wanita Angkatan Darat. Setelah kurang lebih 400 meter, akan sampai gerbang bawah Observatorium Bosscha yang berada di kanan jalan. Kendaraan besar seperti Bus di parkir di depan gerbang ini. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 800 meter, melewati gerbang atas, dan sampai di Observatorium.
Kendaraan Umum
  1. Dari Stasiun Hall Bandung
    Naik Angkutan Kota St. Hall – Lembang, turun di gerbang bawah Observatorium.
  2. Dari Terminal Bus Cicaheum
    Naik Angkutan Kota Cicaheum – Ledeng, Turun di terminal Ledeng, dilanjutkan naik St. Hall – Lembang, Turun di gerbang bawah Observatorium.
  3. Dari Terminal Leuwi Panjang
    Naik Bus Damri arah Ledeng. Dari Ledeng naik St. Hall – Lembang, turun di gerbang bawah Observatorium.

3. Dusun Bambu


No.KM 11, Jl. Kolonel Masturi, Situ Lembang, Cisarua, Kabupaten 

Bandung Barat, Jawa Barat 40551

4. TAHURA (Taman Hutan Raya Dago Pakar)


Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman yang terletak di Kota BandungIndonesia. Luasnya mencapai 590 hektare membentang dari kawasan Dago Pakar sampai Maribaya.
Letak Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda berada di Kampung Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, pada ketinggian antara 770 mdpl sampai 1330 mdpl. Di atas tanahnya yang subur terdapat sekitar 2500 jenis tanaman yang terdiri dari 40 familia dan 112 species. Pada tahun 1965 luas taman hutan raya baru sekitar 10 ha saja, namun saat ini sudah mencapai 590 ha membentang dari kawasan Pakar sampai Maribaya. Saat ini pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Kehutanan Pemda Provinsi Jawa Barat (sebelumnya berada di bawah naungan Perum Perhutani).
 Kunjungan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau Tahura Ir. H. Djuanda dan sering disingkat THR Djuanda:
  • Dapat dikunjungi setiap hari.
  • Waktu bukanya antara jam 08.00-18.00.
  • Setiap pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 11.000,- Orang asing 75.000,-(2015).
  • Untuk menjelajah seluruh hutan dibutuhkan sekitar 2-3 jam
  • Dapat dicapai melalui Jalan Dago maupun melalui Jalan Cikutra. Semua jenis kendaran bisa masuk hingga ke pintu gerbang utama. Bila menggunakan kendaraan umum Angkutan Kota hanya sampai Terminal Dago, selanjutnya perjalanan diteruskan dengan kendaraan umum lain jurusan Kampus Unisba dan berhenti di Kordon. Dari Kordon perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 500 m.
  • Akses dari arah Utara, melalui Objek Wisata Maribaya-Lembang. Dari pintu gerbang ini akan dapat dilihat objek wisata Curug Omas dan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusur jalan setapak sepanjang 6 km menuju ke Pakar Dago
Kawasan ini biasanya cukup ramai pada akhir pekan, terutama hari Minggu pagi saat banyak orang datang berekreasi sekadar menikmati suasana atau berolah-raga lintas alam dengan rute Tahura-Maribaya sepanjang 6 kilometer. Jarak ini biasa dapat ditempuh berjalan kaki sekitar 2-3 jam (tergantung kondisi). Yang pasti berjalan kaki melintasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini sangat menyenangkan karena selain keasrian lingkungannya, juga memberikan kesegaran karena udara yang relatif bersih.
Sejarah
Taman terbesar yang pernah dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda berbentuk hutan lindung dengan nama Hutan Lindung Gunung Pulosari. Perintisan taman ini mungkin sudah dilakukan sejak tahun 1912 bersamaan dengan pembangunan terowongan penyadapan aliran sungai Ci Kapundung (kemudian hari disebut sebagai Gua Belanda), namun peresmiannya sebagai hutan lindung baru dilakukan pada tahun 1922.
Sejak kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 secara otomatis status kawasan hutan negara dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Djawatan Kehutanan.
Kawasan hutan ini dirintis pembangunannya sejak tahun 1960 oleh Mashudi (Gubernur Jawa Barat) dan Ir. Sambas Wirakusumah yang pada waktu itu menjabat sebagai Administratur Bandung Utara merangkap Direktur Akademi Ilmu Kehutanan, dan mendapat dukungan dari Ismail Saleh (Menteri Kehakiman) dan Soejarwo (Dirjen Kehutanan Departemen Pertanian). Pada tahun 1963 sebagian kawasan hutan lindung tersebut mulai dipersiapkan sebagai Hutan Wisata dan Kebun Raya. Tahun 1963 pada waktu meninggalnya Ir. R. Djoeanda Kartawidjaja (Ir. H. Djuanda) , maka Hutan Lindung tersebut diabadikan namanya menjadi Kebun Raya Rekreasi Ir. H. Djuanda untuk mengenang jasa-jasanya dan waktu itu pula jalan Dago dinamakan jalan Ir. H. Djuanda.
Untuk tujuan tersebut, kawasan tersebut mulai ditanami dengan tanaman koleksi pohon-pohonan yang berasal dari berbagai daerah. Kerjasama pembangunan Kebun Raya Hutan Rekreasi tersebut melibatkan Botanical Garden Bogor (Kebun Raya Bogor) , dengan menanam koleksi tanaman dari di Bogor.
Pada tanggal 23 Agustus 1965 diresmikan oleh Gubernur Mashudi sebagai Kebun Raya Hutan Rekreasi Ir. H. Djuanda yang kemudian menjadi embrio Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang dikelola oleh Dinas Kehutanan (dulu Djawatan Kehutanan Provinsi Jawa Barat).
Tahun 1978 pengelolaan dari Dinas Kehutanan (dulu Djawatan Kehutanan Provinsi Jawa Barat) diserahkan ke Perum Perhutani Jawa Barat.
Pada tahun 1980 Kebun Raya/Hutan Wisata yang merupakan bagian dari komplek Hutan Gunung Pulosari ini ditetapkan sebagai taman wisata, yaitu Taman Wisata Curug Dago seluas 590 ha yang ditetapkan oleh SK. Menteri Pertanian Nomor : 575/Kpts/Um/8/1980 tanggal 6 Agustus 1980.
Pada tahun 1985, Mashudi dan Ismail Saleh sebagai pribadi dan Soedjarwo selaku Menteri Kehutanan mengusulkan untuk mengubah status Taman Wisata Curug Dago menjadi Taman Hutan Raya.
Usulan tersebut kemudian diterima Presiden Soeharto yang kemudian dikukuhkan melalui Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1985 tertanggal 12 Januari 1985. Peresmian Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dilakukan pada tanggal 14 Januari 1985 yang bertepatan dengan hari kelahiran Ir. H. Djuanda. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda sebagai Taman Hutan Raya pertama di Indonesia.
Untuk menjamin susksesnya pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Nomor : 192/Kpts-II/1985 membentuk Badan Pembina Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang diketuai oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) serta menunjuk Perum Perhutani sebagai Badan Pelaksana Pengelolaan dan Pembangunan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Tugas Badan Pembina Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda adalah :
  1. Memberikan pengarahan pembangunan dan pengembangan Taman Hutan Raya;
  1. Menyusun rencana jangka panjang dan menengah;
  1. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pembangunan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Anggota Badan Pembina terdiri atas Wakil Perguruan Tinggi, yaitu :
  1. Rektor Institut Teknologi Bandung,
  1. Rektor Universitas Padjadjaran Bandung, dan
  1. Rektor Institut Pertanian Bogor.
  1. Selain wakil perguruan tinggi juga ditunjuk wakil tokoh masyarakat.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai fungsi untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa baik yang alami maupun buatan, jenis asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan, penelitian dan pendidikan serta menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Sebagai salah satu bentuk pengelolaan kawasan pelestarian alam, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda diharapkan mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis serta pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan ekosistemnya. Pemanfaatan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda secara optimal akan memberikan pengaruh positif terhadap perlindungan plasma nutfah dan pengembangan ekonomi masyarakat di sekitar hutan maupun Cekungan Bandung pada umumnya.
Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal PHPA Nomor. 129/Kpts/DJ-VI/1996 adalah pada Pemerintah Daerah (Pemda) Tingkat I c.q. Dinas Kehutanan untuk wilayah di luar Jawa, sedangkan di Pulau Jawa diserahkan kepada Perum Perhutani.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1998, tanggal 23 Juni 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Kehutanan Kepada Daerah, menyebutkan bahwa pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan, pemanfaatan dan pengembangan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda diserahkan kepada Pemda Tingkat I.
Dalam era otonomi daerah saat ini, sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom, dinyatakan bahwa Pemerintah Provinsi berwenang untuk memberikan pedoman penyelenggaraan pembentukan wilayah dan penyediaan dukungan pengelolaan Taman Hutan Raya. Untuk mempertegas kedua peraturan pemerintah tersebut di atas maka diterbitkan pula Keputusan Menteri Kehutanan nomor : 107/KPTS-UM/2003 tentang Tugas Perbantuan kepada Gubernur, Bupati atau Wali Kota, berkaitan dengan pengelolaan Taman Hutan Raya.
Mengingat lokasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda berada pada lintas wilayah Kabupaten dan Kota, yaitu terletak di Kabupaten Bandung (Kecamatan Cimenyan dan Kecamatan Lembang) dan Kota Bandung (Kecamatan Coblong), maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000, kewenangan pengelolaannya berada di Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini adalah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
Memperhatikan hal tersebut di atas Pemerintah Provinsi Jawa Barat membentuk Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat yang secara teknis maupun administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Ketentuan tersebut tercantum dalam Perda No. 5 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 15 Tahun 2000 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat.

5. The Lord Of Maribaya

The Lodge Maribaya adalah salah satu tempat wisata di Lembang yang menawarkan berbagai hal pada pengunjung. Disini kita bisa melakukan berbagai akitivitas seperti camping, trekking mengelilingi area hutan pinus yang indah, acara gathering dan team building, atau bahkan hanya sekedar refreshing menikmati kuliner.
Terdapat juga berbagai wahana yang pastinya instagrammable banget. Di kelilingi oleh pegunungan dengan hutan pinus yang khas, udara dan suasana disini memang segar banget.
Ingin mengadakan private gathering, atau bahkan acara pernikahan disini? bisa banget. Dengan backdrop pegunungan hijau yang indah, tentunya bakal membuat acara anda lebih berkesan.
Jika dilihat dari berbagai review di internet, tempat ini lebih cocok disebut wisata foto karena memang memanjakan pengunjung yang ingin berfoto dengan sudut dan background yang indah.
Alamat : Jalan Maribaya No. 149/252, RT. 03 / RW. 15, Babakan Gentong, Cibodas, Lembang, Cibodas, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391

jam buka :  Buka pukul 09.00 

Telpon : (022) 20454830

6. Pine Forest Camp Lembang


Lokasi Pine Forest Camp Lembang - Lembang Bandung merupakan wilayah yang memiliki banyak sekali tempat wisata yang selalu instagramable dan hits. Terbukti untuk kawasan ini pada saat akhir pekan dan hari libur datang akan menjadi tempat tujuan wisatawan dari berbagai macam daerah. Bahkan tempat ini bisa sangat ramai pada saat libur panjang. Suguhan wisata yang diberikan oleh daerah Lembang Bandung ini memang begitu bervariatif. Mulai dari wisata alam, kuliner, budaya, pendidikan, dan wisata-wisata lainnya yang pastinya begitu menarik untuk dikunjungi bersama teman dan  orang oorang tercinta.
Salah satu wisata alam khas Lembang yang sangat menarik untuk dikunjungi yaitu disebut dengan Pine Forest Camp. Kawasan ini merupakan wilayah yang terfavorit untuk para pecinta alam terutama untuk daerah Lembang, Bandung dan sekitarnya. Sesuai dengan namanya Pine Forest Camp termasuk sebuah kawasan bumi perkemahan yang di dominasi dengan banyaknya pohon pinus. Suasana pasti akan sangat asri dan alami khas pohon pinus memunculkan ide dibangunnya sebuah daerah camping. Ide ini ternyata didapatkan dari para alumnus pramuka SMA 5 Bandung. Mereka menyaksikan potensi dari kawasan ini yang selanjutnya pada September 2003 didirikanlah sebuah area bumi perkemahan yang super keren.

Lokasi  Pine Forest Camp Lembang


Pine Forest camp ini lokasinya berada di Jalan Maribaya Timur, Kampung Cibeunying Kaler, Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di kawasan ini bisa anda kunjungi sewaktu waktu, sebab Pine Forest Camp dibuka setiap hari selama 24 jam.

Pesona Pine Forest Camp Lembang


Kawasan ini memiliki udara yang sangat sejuk udaranya pun segar akan menjadikan anda merasakan sensasi menyatu dengan alam. Pine Forest Camp juga termasuk kawasan bebas polusi dan juga jauh dengan suasana kota. Bumi perkemahan yang cukup unik ini berada pada ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut. Letaknya di kawasan perbukitan yang cukup rindang.

Melakukan kegiatan kemah dikawasan ini akan memberikan pengalaman yang akan bisa berkesan sepanjang masa. Pine Forest Camp termasuk bumi perkemahan yang memiliki konsep camping exlusive. Areanya yang cukup luas juga sangat cocok digunakan untuk kegiatan berkelompok, organisasi maupun perusahaan. Tempat ini dapat menampung pengunjung untuk jumlah yang cukup besar.

Fasilitas Pine Forest Camp Lembang


Pine Forest Camp Lembang sudah tersedia fasilitas, sarana, dan prasarana yang mencukupi, pastinya menjadikan wisata anda terasa lebih menyenangkan. Beberapa diantaranya adalah aula terbuka, penginapan indoor, area api unggun, jalur trekking yang baik, kolam aktivitas, dan gazebo. Untuk fasilitas umum lainnya misalnya seperti tempat ibadah, fasilitas MCK, fasilitas air bersih dan juga masih ada fasilitas lainnya telah disiapkan oleh pihak pengelola. Pengunjung juga tidak perlu merasa khawatir ketika berwisata di Pine Forest Camp.

Harga Tiket Masuk dan Paket Wisata di Pine Forest Camp


Tidak dikenakan biaya tiket masuk atau retribusi untuk memasuki wilayah ini. Akan tetapi untuk menikmati program dan acara yang disediakan pengunjung harus memilih paket wisata.  Harganya memang disesuaikan dengan paket yang anda pilih. Bisa sesuai dengan per malamnya atau sesuai dengan per harinya. Dengan harga tersebut anda juga sudah bisa menikmati berbagai macam fasilitas yang disediakan di bumi perkemahan yang keren ini.

7. Farm House



Farmhouse Lembang di Bandung saat ini menjadi wisata baru yang banyak di kunjungi sejak di buka akhir tahun 2015 kemarin. Lokasi yang sejuk dengan pemandangan alam yang menyejukkan mata terlebih lagi penataan taman dan bangunan dengan konsep eropa menambah pengunjung betah berlama-lama disana. Farmhouse Lembang memang sangat cocok dijadikan destinasi wisata liburan bersama teman maupun keluarga. Selain konsep tempat bergaya eropa yang diusung, Farmhouse Lembang menyuguhkan sensasi baru bagi pengunjung yang datang. Disana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan beberapa binatang seperti kelinci dan domba yang lucu.


Lokasi Farmhouse Lembang


Untuk lokasi Farmhouse Lembang berada di Jl. Raya Lembang No. 108 Gudangkahuripan, Lembang, Bandung Barat. Lebih mudahnya Anda bisa menggunakan Google Maps. Farmhouse Lembang ini sebenarnya masih satu group dengan wisata di Lembang lainnya yaitu de ranch, rumah sosis dan floating market lembang, jadi Anda bisa mengunjungi 4 tempat sekaligus jika berkunjung ke Lembang.

Spot Foto Favorit

Jika sedang berwisata atau mengunjungi tempat-tempat baru yang indah tentunya tidak akan lupa mengabadikannya dalam sebuah foto. Tempat-tempat di Farmhouse Lembang ini sangat cocok Anda jadikan spot foto selanjutnya. Agar lebih terasa nuansa Eropa Anda bisa menyewa kostum ala Bangsawan Eropa. Berikut beberapa spot foto yang wajib Anda kunjungi :




Harga Tiket Masuk Farmhouse Lembang Juli 2018

Harga tiket masuk Farmhouse Lembang cukup terjangkau hanya Rp. 22.500 per orang sudah termasuk pajak. Dengan membayar harga tiket sebesar itu Anda sudah mendapatkan segelas susu dan sebuah sosis gratis. Untuk biaya sewa kostum dibandrol dengan harga Rp. 75.000 untuk 2 jam, jadi selama itu Anda bisa menikmati berbagai sudut Farmhouse Lembang sambil berfoto mengenakan kostum.

0 comments:

Post a Comment